Tuntutan setiap kali ada disini adalah ketika harus kembali ke area nyaman lain
Hello J-Town..
hey Nida..
Selamat Malam, itu adalah satu kalimat pendek di awal yang saya tulis untuk anda
membaca setiap kalimat yang di ketik secara sederhana
dengan raut wajah tersenyum sambil membayangkan banyak hal..
termasuk tetang cerita menarik yang siap disampaikan dalam sebuah halaman
owh, lembaran lama sepertinya lebih baik di hapus
bukan soal bagaimana cara untuk melupakan masalalu...
tapi tentang bagaimana menjaga agar kotak masalalu itu tetap tersimpan baik..
menjaga bukan berarti bertahan dan tidak berjalan
kadang hal yang menarik adalah membayangkan sesuatu yang baik
mengapa setiap tulisan berbait?
mengapa ada malam ketika menanti datangnya pagi?
mengapa menangis di atas petilasan yang hanya sebuah simbol?
dan mengapa berteori ketika melakukan praktek terasa sulit?
pertanyaan yang memang sangat simple dan sederhana, jawabanya pun simple
tak perlu di ucapkan, hanya cukup di eja dalam hati masing-masing
bagaimana semua sudah digambarkan sesuai kerangkanya
dan di tulis sesuai baris dan bait..
menengoklah, hanyak untuk ketika kita hendak berlari lebih cepat ke depan
berhenti sesaat hanya ketika kita merasa lelah mengejar ambisi
lalu tengok ke sekeliling untuk lebih peka terhadap sekitar
setelah itu lakukan langkah lebih matang dengan tujuan yang lebih fasih.
sebuah pesan, ketika masalalu hanya sebagai saat dimana kita harus belajar
menjadi kuat adalah pilihan, menjadi lemah adalah takdir..
Sore, ketika perlahan cahaya di langit sudah menadi agak orange kemerahan..
ketika itu juga awan-awan tebal siang tadi mulai berkumpul menjadi gumpalan besar..
menutup sebagian pucuk gunung di selatan jawa.
ketika itu yang saya lihat adalah Semeru..
duduk di atas sebuah bukit kecil yang tingginya kira-kira 1000meter..
rasanya begitu tenang ketika lampu-lampu kota di bawah sana mulai menyala satu persatu
akan ada cerita tentang sore ini, oh bukan.. mungkin sudah menjadi senja..
dan saya tetap tidak bisa menggambarkan apa-apa..
melihat sang jarum jam yang berputar sesuai porosnya..
sebagai bentuk penantian akan munculnya satu persatu pengindah malam
sedangkan disebelah saya, masih tetap diramaikan muda-mudi yang duduk santai
mungkin itu juga yang mereka tunggu, sambil mengeratkan sleting jacket.
saya duduk dengan kaki melipat di depan dada saya,
melihat ke arah sana, yang sebagian sudah tidak berwarna lagi
hanya kuning dan cerah lampu kota saat senja..
dan sayup-sayup adzan dari Mushola-Mushola kecil disana yang saling bersautan..
tepat juga, ada sesuatu yang dirindukan, aktifitas yang saya pikir bisa seperti biasanya
duduk diam sambil senyum kecil, bentuk meluapkan emosi besar
teriakpun serasa tak penting. hanya takjub pada kebesarannya..
dan mulai sadar saya bukan apa-apa..
sudah tidak ada lagi sebagian disana, tetapi kali ini sudah semuanya...
lampu-lampu itu semakin banyak yang menyala
dan di atas saya, sudah mulai muncul taburan gemintang
simbol itu yang mengisyaratkan saya, bahwa masalalu sudah jauh berlalu...
kuasa adalah ketika dimana kita memiliki suatu ego yang sulit di takhlukan
keinginan yang kuat untuk memiliki suatu hal, dan juga kemampuan untuk menguasai sesuatu..
raut benin wajah yang sebenarnya tampak sekilah dikenal ternyata memiliki arti baru
tak pintar berkata, tetapi miliki rasa bertahan istimewa dan sikap antipati
waktu yang memutari sekitar lingkaran hidup jadilah tempat paling menyenangkan...
di iringi suara detik jarum jam, lama sebagai bentuk sebuah kenyamanan...
mendapatkannya sangat sulit, mengalah dengan keinginan dan rasa besar untuk memiliki
tak berharap lebih, tetapi memang tak bisa jika tidak dengannya
terlanjur dimilik, sebuah tanggung jawab dan kesetiaan..
jadilah terpuji karena akan membawa hikmahnya bersamamu...
Sederhana dalam membentuk tiap butir kata dan sebaris kalimat
Bait yang tertulis jelas dalam melodi ketika suara-suara musik mengganggu
Rambut yang di terpa angin penggir pantai dan diisi oleh sebuah percikan ombak
Ketika perahu berlayar sendiri diantara asap dan lampu pinggir kota.
Perjanjian dibuat ketika sebuah kelingking terlingkar berusaha setia
Kamu duduk disana dan berkata ‘’pergi saja, tapi jangan terlalu lama’’
Asap-asap kendaraan kota menggangu saat menarik tuas gas motor
Dan semua larut dalam ketika lampu-lampu jalan kota menyala, oh itu biasa..
Mengapa ada kata ucapan selamat pagi
Ketika pintu mulai tertutup dan semua menjadi tampak rapat dan sepi
Pintu taksi pun mengisyaratkan untuk jadi hal yang tak dilihat lagi
Ketika roda-roda berputar searah dengan perginya asap-asap di cerita kemarin
Menyentuh menjadi sesuatu yang sangat langka, seperti memegang pasir di mekah
Menulispun membutuhkan waktu untuk dapat diterima, seperti surat yang dikirim ke roma
Itu hal besar, ketika menyampaikan satu kata “kangen” di tiap pesan
Mengerti betapa tatapan ketika dekat itu bukan hal sederhana
Akhiri, iya, coba saja akhiri ketikan demi ketikan yang tak berarah
Kembali pada jalan yang disisinya banyak trotoar dan penjual kaki lima
Nama saya di ingat, agar nanti ketika sadar, saya tidak malu berkata-kata lagi
Baiklah ini saya akhiri, kita yang tahu tentang kota bogor atau kencangnya kereta ketika membawa kita.
Dan ini ungkapan yang jujur, ketika sudah tidak bisa melihat apa-apa lagi
Terlebih bukan sebuah ungkapan romantic dengan tulisan hiperbol
Hanya cerita, pelan pelan saya meng-eja nya. Ce-ri-ta
Jadilah yang hati mau, buat tampak seperti normal, tidak menyerah.
Bekas tapak kaki sang pemotret lepas
Masih tertinggal di setiap alas-alas kayu jembatan jati
Sedikit ada seretan di setiap bekas tapak kaki itu
Mungkin lelah berjalan 2 mil dari tempat dia tinggal
Saya perhatikan tiap langkah yang dia ambil
Dengan pundak menopang si kecil yang slalu bersamanya
Itu raut nyata yang di tampilkan setiap hari
Tanpa tangis dia duduk di tepi petilasan sang istri, slalu seperti itu
Harapan dan tujuan yang besar bagi si kecil yang diam
Duduk di atas kayu tepi laut, kadang tersenyum melihat perahu kecil melintas
Badan yang membungkuk semakin lelah menggendong gadis rambut sebahu
Sesulit ini, dan disana masih ada tertawa lepas dari keduanya.
Hari larut sore, ketika matahari memberi petanda
Dia mungkin akan pulang dengan tangan koson
Tapi mimik wajah serupa ketika dia dating ke tempat ini
Tetap menggendong si kecil yang sedikit terkantuk
Takkan pernah tau, ketika 2 mil langkah yang di ambil membuatnya lemah
Terfikir dia berjalan tegap ke istnanya, tetapi di singgah di tempat hening
Lagi-lagi duduk di tepi petilasan wanita terindah di hidupnya
Menaruh si kecil di sebelahnya, seolah member isyarat tentang hari ini
Langkah beratnya dilanjutkan di sisi sepi dan berkabut
Mengembalikan ke dunia baru untuk malam ini
“Terimakasih ayah, hari ini kita bermain ke pantai lagi
Mungkin lusa, ibu bisa menyusul kita” suara kecil menutup malam tukang potret.
Beberapa minggu yang sulit, bahkan gw ga tahu harus minta tolong kesiapa, atau bahkan gw ga perlu minta tolong siapa-siapa. Nasib layaknya sinetron yang tayang tiap malam bikin tegang ibu-ibu rumah tangga. Tapi gw bisa apa kalo ternyata ini bener-bener lagi gw jalanin. Scenario Tuhan yang ga mungkin gw minta buat mengganti peran gw disini. Pelan-pelan juga sudah mulai terbiasa, meskipun solusi yang gw dapet belum ada. Tapi sang sahabat pernah bilang, tetap saja tenang dan santai. Syukurlah ini jadi sedikit lebih mudah.
Dear babeh, gw tau lo disana juga udah nunggu gimana gw kasih kabar baik tentang nasib kelulusan gw disini. Sedikit lagi bisa lebih sabar ya. Beri saya kabar juga disana. Beberapa minggu ini handphone sepi kabar dari sana, atau angkat telfon gw biar jelas suara lo beh. Tuhan pasti bisa dengan sekejap menghilangkan penyakit itu kok, tetap tenang dan santai ya beh.
Dear Bunda, mungkin saya perlu meninggalkan profesi fotografer yang sekarang lagi saya pegang. Hasil penjualan kamera sepertinya bisa sedikit membantu keluarga kita, tanpa perlu bunda memikirkan semua sendiri. Saya tidak butuh ketenaran, tidak butuh pujian dari tiap karya saya. Tetap tenang dan santai ya bun.
Gw ga tau mesti gw sampein apa di blog, tapi rasanya tempat paling nyaman cerita itu disini. Twitter terlalu di penuhi orang-orang yang kritis, facebook di penuhi aktualisasi remaja. Atau cerita ke temen yang mungkin juga punya masalah lain. Jadi ini kabar baik buat blog, karena gw slalu posting hal baru.
angin dan perahu kecil yang melintas..
gw inget, temen gw Ari pernah bilang "mengikhlaskan yang hilang itu hal sulit tetapi bukan berarti tak mampu dijalankan".
Twitter adalah suatu wadah dimana orang-rang lebih sering mencurahkan atau menceritakan apa yang mereka alami dan mereka rasakan. apa itu salah?